Ayat Inti:
Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka!
Yesaya 58:1
Apa yang telah saya katakan pada bagian pendahuluan khotbah ini hanyalah merupakan pengantar agar kita menyadari begitu pentingnya reformasi.
Orang-orang duniapun tahu bahwa reformasi itu sangat diperlukan, apalagi kita sebagai anggota gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, refomasi rohani haruslah menjadi suatu kebutuhan kita yang paling urgen sekarang ini.
Mengapa reformasi?
Kitab Yesaya 58:1 “Serukanlah kuat-kuat, jangan tahan-tahan Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukan kepada umatKu pelanggaran mereka dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka.”
Firman Allah mengatakan “sekaranglah waktunya” untuk menyatakan kelemahan dan dosa umat Allah, agar mereka sadar akan perlunya reformasi.
Pentingnya waktu tidaklah dapat nilai. Yesus menghargai setiap saat sebagai sangat berharga, seperti demikianlah kita harus menilainya. Hidup ini terlalu singkat untuk disia-siakan. Kita hanya memiliki sedikit waktu percobaan untuk mana kita persiapkan untuk kekekalan. Kita tidak boleh membuang-buang waktu, tidak ada waktu untuk bersenang-senang secara selfish, tidak ada waktu untuk memanjakan dosa. Sekaranglah waktunya bagi kita untuk membentuk tabiat bagi masa depan, kehidupan baka. Sekaranglah saatnya bagi kita untuk bersiap bagi penyelidikan penghakiman. COL 343
“Hendaklah para gembala sekarang mengangkat suara dan menyerukan kebenaran masa kini. Hendaklah kita menunjukkan kepada umat itu dimana kita sedang berada sekarang dalam sejarah Nubuatan.” 5T 716.
Tiga alasan Alkitab dan Roh Nubuat, mengapa kita memerlukan reformasi saat ini:
1. Karena saat ini umat Tuhan dalam kondisi suam (Wahyu 3:16).
Roh Nubuat memberikan difinisi suam itu sebagai:
(a) Kristen asalan (formalitas)
(b) Acuh dan tidak mau bertanggug jawab
(c) Kerohanian yang netral
(d) Memiliki pengetahuan yang dangkal
(e) Melakukan tuntutan agama diluar Kristus
(f) Merasa bahwa jabatan akan menyelamatkan
(g) Mendengarkan firman tetapi tidak mau
melakukannya,
(h) setengah hati.
(Baca 1 T 161, 1T 188, 5T 76,77 Sn 7 SDA BC 970).
2. Agar umat Allah tahan menghadapi ujian pada masa yang akan datang.
Ellen G. White:
“Umat Allah tidak akan tahan menghadapi ujian itu kecuali ada kebangunan dan reformasi rohani.
(RH 20 Agustus 1903)
3. Agar hidup kita sebagai umat Tuhan berbeda dengan dunia.
“. . . umat Allah dewasa ini . . . sudah menjadi begitu mirip dengan orang-orang dunia, sehingga tidak ada perbedaan yang dapat dilihat.” (RH 20 Agustus 1903).
Dimulai dari mana?
“Reformasi diperlukan diantara umat Allah.
Tetapi akan dimulai pekerjaan penyuciannya dalam diri para pengerja.”
(1T 469).
Setelah para pekeja, maka berikutnya reformasi itu harus pula dilaksanakan di “rumah tangga” kita sendiri dan dimulai oleh diri kita.”
“Kita ingin supaya reformasi itu dimulai di dalam rumahmu sendiri. Kita ingin mereka yang ada disekitar akan bangun. Engkau yang harus memulainya. Dan ketika mereka melihat engkau mulai bekerja sendiri, mereka akan menyusul. Kami menginginkan reformasi dalam diri anak-anakmu …” (2T 376)
Bidang apa saja yang perlu mendapat perhatian?
Sama seperti masyarakat Indonesia mengharapkan reformasi total dalam pemerintahan dan negara Indonesia, kita juga diharapkan untuk mengadakan reformasi rohani total.
Namun pada saat ini, secara khusus saya akan menitik beratkan agar masing-masing kita sedikitnya melakukan reformasi rohani dalam 6 hal penting, yaitu:
1.REFORMASI DALAM BIDANG MAKANAN.
Mengapa?
Karena “Umat Allah tidak bersedia untuk seruan nyaring pekabaran malaikat ke tiga. . . kegelojohan adalah dosa yang menaklukkan manusia pada zaman ini. Nafsu selera telah memperbudak pria dan wanita, membutakan pikiran dan menumpulkan kepekaan moral sehingga tidak sanggup menghargai kebenaran Tuhan yang suci dan mulia itu.” (CDF 32). “Tidaklah mungkin bagi mereka yang tidak mengalahkan selera, dapat mencapai tabiat Kristen yang sempurna.” (2T 400).
2. REFORMASI DALAM BELAJAR ALKITAB DAN ROH NUBUAT
Mengapa?
Para ahli berkata bahwa kita dibentuk oleh apa yang kita makan dan yang kita minum. Hal yang sama juga terjadi dalam bidang kerohanian. Jika kita tidak memberikan fikiran kita dengan makanan firman Allah dan Roh Nubuat, maka kerohanian kita akan menjadi kerdil.
Ellen White menulis, “Tidak ada gereja yang maju dalam kesucian kecuali anggota-anggotanya mencari dengan sungguh-sungguh kebenaran itu seperti mencari harta yang tersembunyi.” (GC 522.)
3. REFORMASI DALAM MUSIK DAN LAGU
Mengapa?
Sekarang ini kita, khususnya para orang muda harus berhati-hati dalam memilih musik dan lagu yang mereka mainkan dan dengarkan. Mengapa? Karena ada banyak musik-musik yang justru membawa kita jauh dari Tuhan, misalnya Metal, Rock dan sejenisnya.
Jauh-jauh hari sebelumnya Ellen White telah menasehatkan umat Tuhan, bahwa “Setan akan membuat musik sebagai satu jerat.” (2SM 37,38)
“Musik apabila disalahgunakan akan menjadi suatu kutuk yang sangat mengerikan.”
4. REFORMASI DALAM PEMELIHARAAN SABAT
“Tindakan-tindakan dan perkataan kita harus dijaga pada hari Sabat.” (CG 529)
“Jangan melibatkan diri dengan percakapan yang sia-sia pada hari Sabat … percakapan sia-sia dan yang lucu-lucu, merupakan pelanggaran terhadap hukum ke empat.” (CG 529,530 )
5. REFORMASI DALAM BERDOA
Kata Yesus, “. . . berdoalah kamu supaya kamu jangan kena pencobaan. (Lukas 22:46)
Saat ini banyak umat Allah yang melupakan kuasa doa, sekaranglah waktunya bagi kita untuk memperbaiki diri dan berusaha untuk menjadi para pendoa.
Henok diangkat hidup-hidup ke Sorga, dia adalah orang benar. Apa rahasia hidup Henok? Jawabnya ialah, kerajinan dalam berdoa.
“Henok adalah seorang yang kuat. . . dan ia mengadakan hubungan yang tetap dengan surga serta merasakan kebesaran Ilahi.” (PP 85)
6. Reformasi dalam bidang Penatalayanan. Mengapa?
Karena selama ini cara kita dalam mengembalikan persepuluhan dan khususnya persembahan tidak mengikuti pola yang Alkitabiah.
Mungkin masih banyak dari antara kita yang belum mengembalikan sepenuhnya bahagian yang milik Tuhan.
Saudara, “Allah tidak dapat mencurahkan Roh KudusNya apabila kita masih bersifat tamak.” (CS 52)
Dalam memberikan persembahan juga bahkan banyak yang belum mengikuti sistem yang Alkitabiah (systematic benovalence).
Kita harus selalu ingat bahwa pada hari penghukuman nanti, kita harus menghadapi catatan mengenai cara-cara kita memakai uang Allah. Telah banyak digunakan untuk kesenangan diri sendiri, memuaskan keinginan diri sendiri yang sebenarnya digunakan tidak membawa kebaikan yang sebenarnya, tetapi membawa celaka yang pasti. Kalau saja kita menyadari bahwa Allah itu adalah pemberi segala sesuatu yang baik, yang mana uang itu adalah kepunyaan-Nya, maka wajib kita bijaksana menggunakannya sesuai dengan kehendak-Nya yang suci itu. Dunia ini, adat kebiasaannya, segala modenya bukanlah menjadi standar kita. Kita tidak mempunyai keinginan untuk menyesuaikan diri dengan kebiasaan-kebiasaannya. Kita tidak membiarkan kecenderungan-kecenderungan hati kita itu menguasai kita. (E.G.White, Letter 8, 1889)
Memboroskan uang dalam kemewahan berarti merampas dari fakir miskin, yang tadinya perlu dipakai untuk membekali mereka dengan makanan dan pakaian. Itu berarti uang yang dibelanjakan untuk memuaskan selera, kesombongan dalam pakaian dan perabot serta perhiasan dapat meringankan dukacita banyak keluarga yang melarat dan menderita sengsara. Para penatalayan Allah haruslah membantu orang-orang yang tidak mampu. (E.G.White, R&H, Des, 8, 1896)
Mari kita lihat apa yang dikatakan oleh Alkitab mengenai cara “memberikan pesembahan”. Saya sengaja membuat ini sebagai bahan perbandingan dengan kebiasaan banyak dari antara kita dalam memberikan pesembahan. Baca instruksi Rasul Paulus dalam 1 Korintus 16:2,3.
“Pada hari pertama dari tiap-tiap minggu hendaklah kamu masing-masing – sesuai dengan apa yang kamu peroleh – menyisihkan sesuatu dan menyimpannya di rumah, supaya jangan pengumpulan itu baru diadakan, kalau aku datang”.
“Sesudah aku tiba, aku akan mengutus orang – orang, yang kamu anggap layak, dengan surat ke Yerusalem untuk menyampaikan pemberianmu”.
Kapan diberikan?
Rencana Tuhan: Hari pertama dalam minggu, intinya disini ialah mendahulukan Allah. Setiap kali anda mendapatkan upah apakah itu harian mingguan dan bulanan, maka sisihkan pertama persembahan dan perpuluhan untuk Tuhan di rumah
Rencana Manusia: Pada jam kebaktian khotbah, saat diakon mengumpulkan persembahan, mulai membuka dompet dan memilih nilai uang yang terkecil, tidak direncakan sebelumnya dari rumah
Siapa yang memberi?
Rencana Tuhan: Masing-masing orang
Rencana Manusia: Anggota yang punya uang saja
Berapa banyak yang diberi?
Rencana Tuhan: Sesuai dengan berkat yang diterima
Rencana Manusia: Sesuka hati (anehnya biasanya memilih yang lebih rendah nilainya)
Dimana disiapkan?
Rencana Tuhan: Di rumah sudah disisihkan, di gereja hanya meneyrahkan
Rencana Manusia: Di gereja baru memutuskan berapa yang mau diberi
“Uang tidak perlu menjadi kutuk. Uang itu tinggi nilainya sebab jika digunakan sepatutnya, dapat mendatangkan kebaikan dalam keselamatan jiwa-jiwa, menjadi berkat bagi orang-orang lain yang lebih miskin dari diri kita sendiri.” (E.G.W. Happiness Homemade, hlm. 138)
“Sudahkah kita mempraktekkan sistem pemberian persepuluhan dan pesembahan seperti ini?”
Kesimpulan:
Kita hidup pada zaman kesuaman. Kristus mengamarkan agar kita segera mengadakan reformasi rohani, sehingga kesuaman itu dapat berobah menjadi kesungguh-sungguhan. Alkitab mengingatkan jika saja kita tetap dalam kondisi yang suam, kita akan dimuntahkan.
Reformasi rohani, adalah merupakan keharusan! Hal itu adalah merupakan syarat mutlak agar kita mendapatkan kecurahan Roh Hujan akhir, itupulalah yang membuat kita menjadi tahan uji pada masa-masa susah di depan kita menjelang kedatanganNya.
“Kebangunan dan kesalehan yang besar, ialah kebutuhan terbesar yang paling mendesak untuk kita sekarang ini. Untuk memperoleh itu haruslah ada usaha dipihak kita yang pertama.” (1SM 128).